Selasa, 15 Oktober 2019


A.      Organ Pernapasan pada Manusia
Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang menghubungkan udara ke dan dari paru-paru. Organ pernapasan utama berupa paru-paru. Berikut ini adalah organ-organ yang digunakan dalam pernapasan manusia.
1.        Hidung
Hasil gambar untuk rongga hidung
Rongga hidung merupakan tempat yang paling awal dimasuki udara pernapasan. Hidung merupakan alat pernapasan yang terletak di luar dan tersusun atas tulang rawan. Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidup. Sekitar 15.000 liter udara setiap hari akan melewati hidung (Endang dan Idun, 2009: 231).  Di dalam rongga hidung, udara disaring oleh rambut-rambut kecil (silia) dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara pernapasan, maupun menyelidiki adanya bau. Berikut ini adalah fungsi hidung.
a.    Menghangatkan udara
     Hidung memiliki struktur pembuluh darah yang sangat kecil dan tipid yang berada di sekitar        hidung. Ketika udara yang terhirup dingin hidung memperbesar pembuluh-pembuluh darah sehingga menambah luas permukaan untuk proses penghangatan udara yang lebih besar.
b.    Melembapkan udara
     Hidung mensekresikan lendir, bahkan setiap harinya lendir yang diekskresikan mencapai ±1 liter. Dengan lendir tersebut, air akan diuapkan untuk melaksanakan proses pelembapan udara tersebut sehingga udara yang masuk ke paru-paru akan selalu dalam keadaan lembap yaitu, ±80%
c.    Membersihkan udara
     Lendir juga ternyata dapat menjerat kotoran atau kuman yang berhasil lolos dari saringan dari rambut hidung. 
 
2.        Laring
Gambar terkait

Laring disebut juga pangkal tenggorok atau kotak suara. Bagian sebelah atas laring disebut faring yang memiliki panjang sekitan ± 4 cm. Struktur laring disusun oleh kepingan tulang rawan, antara lain seperti berikut.

1.    Tulang rawan epiglotis berjumlah satu dan terletak di puncak laring berbentuk daun.

2.    Tulang rawan tiroid berjumlah satu, berbentuk seperti perisai yang terletak di sebelah anterior dari laring. Perbedaan antara pria dan wanita yakni pada pria lebih besar dan menonjol yang membentuk jakun (Endang dan Idun, 2009: 232).

3.    Tulang rawan krikoid berjumlah satu dan membatasi bagian bawah laring berbentuk cincin.

4.    Tulang rawan aritenoid berjumlah dua dan terletak di atas krikoid yang berhubungan dengan pita suara

5.    Tulang rawan kuneiformis berjumlah dua dan terletak di antara epiglotis dan aritenoid.

6.    Tulang rawan kornoculatum berjumlah dua dan terletak di atas aritenoid.


Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis) (Purnomo, dkk, 2009: 220). Pada waktu menelan makanan, epiglotis melipat ke bawah menutupi laing sehingga makanan tidak dapat masuk dalam laring. Sementara, pada saat bernapas epiglotis akan membuka. Itulah sebabnya saat kita menelan makanan tidak mungkin bersamaan dengan menghirup udara.



3.        Trakea
Hasil gambar untuk trakea
 Trakea (batang tenggorokan) merupakan pipa yang panjangnya ± 9 cm. batang tenggorokan atau trakea merupakan pipa yang dindingnya terdiri atas tiga lapis. Lapis luar terdiri atas jaringan ikat, lapistengah terdiri atas otot polos, dan cincin tulang rawan, sedangkan lapis terdalam terdiri atas jaringan epitel bersilia. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang dihasilkan oleh epithelium bersilia (Purnomo, dkk, 2009: 220). Silia-silia ini

bergerak ke atas ke arah laring sehingga dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang masuk  saat menghirup napas dapat dikeluarkan. 


4.        Bronkus
Hasil gambar untuk bronkus
 
      Ujung trakea bercabang menjadi dua bagian yang disebut bronkus. Apabila pada bagian ini kemasukan debu akibatnya terjadi penyempitan pada saluran pernapasan sehingga menyebabkan seseorang sukar bernapas yang menyebabkan seseorang akan bersin jika saluran pernapasan kemasukan benda asing yang mengganggu pernapasan (Endang dan Idun, 2009: 233). Bronkus terdiri dari dua percabangan yaitu bronkus kanan dan kiri. Letaknya juga berbeda bronkus kanan lebih vertical daripada kiri. Karena struktur ini, sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing yang menyebabkan paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit bronkhitis (Endang dan Idun, 2009: 234). Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih banyak benda asing yang menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita akan mengalami sesak napas. Sedangkan pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat oleh lendir.

5.        Paru-paru
Hasil gambar untuk paru paru
      Paru-paru manusia berjumlah sepasang, masing-masing dibungkus oleh selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura. Paru-paru kanan berukuran lebih besar daripada kiri dan beratnya sekitar 620 gram untuk paru-paru kanan dan 560 gram untuk paru-paru kiri. Di dalam paru-paru terdapat gelembung halus yang merupakan perluasan permukaan paru-paru disebut alveolus dan jumlahnya ± 300 juta buah. Alveolus ini memiliki dinding yang elastik dan banyak mengandung kapiler darah, disitulah terjadinya pertukaran
udara secara proses difusi, oksigen akan diikat sedangkan CO2 dan air akan dilepaskan.  Pada seseorang yang menderita emfisema, alveolusnya mengalami gangguan kelenturan sehingga sulit untuk mengembang dan mengempis (Endang dan Idun, 2009: 236).



A.      Proses Pernapasan pada Manusia
Udara dapat masuk dan keluar paru-paru karena adanya tekanan udara luar dengan udara dalam paru-paru. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh terjadinya perubahan besar kecilnya rongga udara, rongga perut dan rongga alveolus. Jalur udara pernapasan pada manusia untuk menuju sel-sel tubuh adalah rongga hidung-faring(rongga tekak)-laring-trakea (batang tenggorok)-bronkus-alveolus-sel-sel tubuh (Purnomo, dkk, 2009: 222). Namun proses pernapasan manusia tidak semudah itu terdapat mekanisme pertukaran gas O2 dan CO2. Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung pada dua tahap yaitu pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan dalam (internal) berikut ini penjelasannya.
1.        Pernapasan luar (eksternal)
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas dari udara luar atau udara bebas ke dalam sel-sel darah pada jaringan epitel selaput alveolus (Slamet dan Sri, 2007: 198). Dengan kata lain, pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) antara udara dan darah. Pada pernapasan ini, oksigen dari udara bebas atau luar berdifusi ke dalam darah kapiler paru-paru. Darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3-)  dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
H++ HCO3-  →  H2CO3  →   H2O + CO2
Reaksi ini akan dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase yang terdapat di dalam sel-sel darah. Ketika reaksi berlangsung, hemoglobin melepaskan ion-ion hidrogen yang telah diangkut. HHb menjadi Hb. Hb adalah singkatan dari haemoglobin, yaitu jenis protein dalam sel darah merah. Selanjutnya, hemoglobin mengikat oksigen dan menjadi oksihemoglobin (HbO2).
Hb + O2  →  HbO2
Pertukaran gas pada alveolus inilah yang dimaksud dengan pernapasan luar. Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2 meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi.


2.        Pernapasan dalam (internal)
Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di dalam jaringan tubuh) darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh.
HbO2   →   Hb + O2
Oksigen dapat dengan mudah berdifusi ke cairan sel jaringan tubuh karena oksigen yang dikandung jaringan tubuh secara terus menerus digunakan untuk oksidasi biologis di dalam sel, sehingga kadar O2 di dalam cairan jaringan tubuh rendah. Oksidasi biologis di dalam jaringan menyebabkan kadar CO2 di dalam jaringan tubuh tinggi. Hal inilah yang mempermudah Hb yang telah membebaskan oksigen untuk mengikat dan mengangkut sebagian CO2 dalam bentuk karbominohemoglobin. Oksigen dari sel-sel darah keluar dan berdifusi menuju ke jaringan tubuh, sebaliknya CO2 dari jaringan tubuh berdifusi ke sel-sel darah. Pertukaran gas ini yang disebut pernapasan dalam. Lebih jelasnya dengan melihat gambar dibawah ini.
      Oksigen yang telah masuk ke dalam sel jaringan tubuh akan digunakan untuk pernapasan seluler atau oksidasi biologis, yaitu untuk pemecahan zat makanan (Slamet dan Sri, 2007: 200). Tidak semua CO2 yang diangkut darah melalui paru-paru dibebaskan ke udara bebas. Darah yang melewati paru-paru hanya membebaskan 10% CO2. Sisanya sebesar 90% tetap bertahan di dalam darah dalam bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam darah ini sebagai buffer atau penyangga karena mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas pH darah. Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam karbonat (H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah yang berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologis yang disebut asidosis (Purnomo, 2009: 226).

C.      Mekanisme Pernapasan pada Manusia
Berdasarkan otot yang berperan aktif pada proses pernapasan, pernapasan pada manusia dapat dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
1.        Pernapasan Dada


Hasil gambar untuk pernapasan dada
 
Pernapasan dada terjadi bila otot-otot tulang rusuk luar berkontraksi, akibatnya tulang rusuk naik dan volume rongga dada akan lebih kecil daripada udara luar. Karena adanya perbedaan tekanan udara ini, maka udara luar masuk ke dalam rongga dada, sehingga terjadi proses inspirasi. Proses ekspirasi terjadi apabila otot antar tulang rusuk dalam berkontraksi. Akibatnya, tulang rusuk turun dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada akan lebih besar. Selanjutnya, udara akan terdorong ke luar. Secara sederhana urutan prosesnya sebagai berikut.
 Proses Inspirasi
Tulang rusuk berkontraksi   →  tulang rusuk naik   volume rongga dada membesar, berakibat tekanan udaranya kecil  udara masuk
 Proses Ekspirasi
Tulang rusuk mengendur   →   tulang rusuk turun volume rongga dada mengecil berakibat tekanan udaranya besar →   udara keluar 

2.    Pernapasan Perut
 Hasil gambar untuk pernapasan perut

      Pada pernapasan perut, fase inspirasi terjadi apabila otot diafragma (sekat rongga dada) mendatar dan volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil daripada udara di luar, akibatnya udara masuk. Adapun fase ekspirasi terjadi apabila otot-otot diafragma mengkerut (berkontraksi) dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih besar daripada udara di luar. Akibatnya udara dari dalam terdorong ke luar. Secara sederhana urutan prosesnya sebagai berikut.

 Proses Inspirasi
Otot-otot mengendur          otot diafragma mendatar       volume rongga dada membesar         tekanan udara rongga dada lebih kecil →   udara masuk


Proses Ekspirasi
Otot diafragma berkontraksi    volume rongga dada mengecil    →   tekanan udara rongga dada lebih besar  →   udara ke luar


D.      Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan Manusia
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia yaitu sebagai berikut.
1.        Umur, umumnya makin bertambah umur seseorang akan makin rendah frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan makin berkurangnya proporsi kebutuhan energinya.
2.        Jenis kelamin, laki-laki pada umumnya lebih banyak bergerak, sehingga lebih banyak memerlukan energi. Kebutuhan oksigen dan produksi CO2 pada pria juga lebih tinggi.
3.        Suhu tubuh, semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan dengan peningkatan proses metabolisme, sehingga diperlukan peningkatan pemasukan O2 dan pengeluaran CO2.
4.        Posisi tubuh, erat kaitannya dengan beban yang harus ditanggung oleh organ tubuh. Orang yang berdiri lebih banyak frekuensi pengambilan O2 karena otot yang berkontraksi lebih banyak sehingga memerlukan energi yang lebih banyak pula.
5.        Kegiatan tubuh, orang yang giat melakukan aktivitas lebih banyak membutuhkan energi. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut tubuh perlu lebih banyak oksigen untuk pernapasan seluler, dan tubuh lebih banyak memproduksi zat sisa.

E.       Beberapa Gangguan Pernapasan Pada Manusia
Sistem pernapasan manusia bisa mengalami gangguan dan kelainan yang disebabkan oleh infeksi kuman, faktor bawaan, atau polusi udara. berikut ini adalah beberapa gangguan dari sistem pernapasan manusia.
1.        Influeza (flu), disebabkan oleh virus yang menimbulkan radang pada selaput mukosa di saluran pernapasan.
2.        Asma, gangguan pada rongga saluran pernapasan yang diakibatkan oleh berkontraksinya otot polos pada trakea. Penyebabnya dapat berupa udara yang tercemar asap atau debu, udara yang terlalu dingin, dan keadaan jiwa penderita (stress atau tekanan emosi).
3.        Tuberkulosis (TBC), disebabkan karena bakteri Mycobacterium tuberculosa. Peradangan pada dinding alveolus sehingga difusi O2 akan terganggu.
4.        Bronkitis, terjadi karena radang pada selaput lendir, trakea, dan saluran bronkia.
5.        Penyempitan dan penyumbatan saluran pernapasan akibat terjadinya pembengkakan kelenjar limfe. Misalnya polip (di hidung) dan amandel (di tekak).
6.        Feringitis, infeksi pada faring oleh bakteri dan virus. Gejalanya adalah kerongkongan terasa nyeri saat menelan.
7.        Asifiksi, kelainan atau gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan atau gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan. Penyebabnya dapat terletak di paru-paru, pembuluh darah atau dalam jaringan tubuh. Misalnya seseorang yang tenggelam, alveolusnya terisi air, orang-orang yang keracunan karbon monoksida dalam asam sianida, dan lainnya. Keracunan karbon monoksida dan asam sianida terjadi karena kedua zat ini memiliki afinitas terhadap hemoglobin lebih besar daripada oksigen.
8.        Penyakit diphteri, misalnya diphteri tekak, tenggorokan, dan diphteri hidung. Penyakit ini biasa menyerang saluran pernapasan anak bagian atas. Kuman peneybabnya Corynebacterium diphteriae. Kuman diphteri tersebut mengeluarkan racun dan bila racun ini beredar bersama darah, akan merusak selaput jantung.
9.        Anthrakosis, yaitu kelainan pada alat pernapasan yang disebabkan oleh masuknya debu tambang.
10.    Pleuritis, yaitu peradangan selaput (pleura) karean pleura mengalami penambahan cairan intrapleura, sehingga timbul rasa nyeri saat bernapas.
11.    Pneumonia atau logenstelking, yaitu penyakit radang paru-paru yang disebabkan Diplococcus Pneumoniae.
12.    Tonsilitis, yaitu radang karena infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil. Gejalanya tenggorakan sakit, sulit menelan, suhu tubuh naik, demam, dan otot-otot terasa sakit.
13.    Kanker paru-paru, biasa diderita oleh para perokok. Kanker ini disebabkan oleh adanya tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel bronkiolus.
14.    Emfisema, yaitu suatu penyakit yang terjadi karena ketidaknormalan (abnormalitas) susunan dan fungsi alveolus. Akibatnya, terjadi inefisiensi pengikatan O2 sehingga pernapasan menjadi sulit.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan memelihara sistem pernapasan dari beberapa gangguan tersebut adalah sebagai berikut.
           1.        Menjaga kebersihan lingkungan
           2.        Makan makanan bergizi
           3.        Olahraga secara teratur
           4.        Melakukan penghijauan


E.  Aktivitas Siswa yang Dapat Dilakukan Untuk Membuktikan Kerja Pernapasan Manusia

1.        Peragaan Pernapasan Dada

Alat dan bahan : botol plastik transparan 2 liter, lembaran plastik tipis (contohnya dari potongan bungkus plastik), balon bulat, dua karet gelang, pita perekat lebarnya sekitar 2 cm, cutter, dan gunting
Hasil gambar untuk Membuktikan Kerja Pernapasan Manusia



·           Buatlah sebuah model dada seperti yang ditunjukkan pada gambar disamping. Pada model ini balon berperan sebagai paru-paru, botol dada, dan plastik tipis sebagai diafragma.

·           Pegang leher botol dan ambil tengah dari “diafragma”, tekan ke atas dan ke bawah, lihat apa yang terjadi pada “paru-paru”.

·           Posisikan wajahmu di atas leher balon. Ketika “diafragma” di tekan ke atas kamu akan merasakan udara terhembus keluar dari “paru-paru”.


Apa yang terjadi pada “paru-paru” ketika diafragma bergerak ke atas dan ke bawah? (seperti “diafragma” ditekan ke atas “paru-paru” mengempis. Ketika diafragma di tarik kebawah, “paru-paru” akan mengembang kembali).


       Model ini berguna untuk menunjukkan:

·       Menekankan bahwa paru-paru pasif dalam bernafas, paru-paru bergerak tapi tidak bergerak sendiri

·         Menunjukkan bahwa aliran udara masuk dan keluar yang kita hirup (udara tidak bersirkulasi)

·      Menunjukkan secara tepat bahwa diafragma yang didorong ke atas ketika menghembuskan napas dan ditarik ke bawah ketika menarik napas.

Yang perlu menjadi penjelasan sehingga tidak berpotensi menyesatkan dari aktivitas ini adalah sebagai berikut.

·           Paru-paru sebenarnya ada dua bagian
·           Paru-paru tidak mengisi dada secara keseluruhan dan tidak terpisah dari jantung
·           Bentuk dari diafragma terlalu datar sementar pada tubuh kita berbentuk seperti kubah.

2.        Pergerakan diafragma dan tulang rusuk dalam bernapas

      Alat dan bahan : pilih salah satu atau gunakan semua dari beberapa bahan seperti grafik dan model tubuh manusia, CD pembelajaran tentang anatomi manusia.
     Catatan penting: Meskipun pola napas tunggal yang dalam diperlukan selama kegiatan ini, dalam waktu yang singkat siswa harus mengulangi napas ini atau bernapas lebih cepat dari biasanya. Tujuannya untuk mencari tahu tentang gerakan bernapas.
a.     Bernapas dengan diafragma
             Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
·         Duduk dan temukan batas bawah dari tulang dada dan bagian bawah dari tulang rusuk. Diafragma bergabung ke ujung bawah tulang rusuk sepanjang area tersebut dan pada bagian bawahnya  adalah perut.
·         Tautkan jari-jari anda sehingga tangan dengan kokoh bergabung bersama-sama dan ditempatkan pada ujung bawah tulang dada anda di kedua sisi tulang rusuk.
·         Tekan tangan dan lengan ke dalam tulang rusuk untuk menghentikannya bergerak dan bernapas seperti jika anda menguap. Perut akan mendorongnya keluar.
·         Masih memegang tulang rusuk, hembuskan napas lagi dengan menarik perut masuk.
Dengan beberapa latihan kecil anda mungkin dapat bernafas dengan carai ini tanpa memegang tulang dada anda, cara ini adalah cara yang penyanyi harus belajar sebagai bagian dari kontrol napasnya.
            Dari model tersebut ketika anda menarik napas, diafragma tertarik ke bawah dan menjadi datar dengan otot yang mengelilinga di tepi (bergabung ke bagian bawah dari tulang rusuk). Dorongan perut, jantung dan usus ke bagian bawah, membuat seperti tonjolan pada perut yang keluar. Di saat yang sama dada dibuat lebih besar, sehingga udara mengalir ke dalam paru-paru. Ketika anda menghembuskan napas, otot di depan perut tertarik ke dalam, mendorong usus, jantung, perut dan diafragma kembali lagi. Pernapasan ini membuat dada lebih kecil, sehingga udara mengalir keluar dari paru-paru lagi.
b.        Bernapas dengan tulang rusuk (pernapasan dada)
·           Gabungkan kedua tangan anda bersama seperti sebelumnya, tapi letakkan tangan tersebut lebih rendah ke bawah, di atas perut anda. Tarik kedua tangan dan siku ke dalam, untuk mencegah perut anda menggembung
·           Tarik dan hembuskan napas dengan menaikkan dan menurunkan tulang rusukmu. Cobalah untuk tidak menggerakan diaframa dan perut sama sekali, meskipun hal ini mungkin sulit (pergerakan itu tidak masalah jika bergerak sedikit).
*            Bagaimana tulang rusuk anda bergerak ketika anda bernapas? (Ketika menarik napas tulang rusuk bergerak ke atas dan ke arah eluar, ketika menghembuskan napas bergerak ke bawah dan ke arah masuk).
*            Ketika anda menarik napas dan tulang rusuk anda bergerak ke atas dan ke arah luar, apakah dada anda berubah ukurannya? (Ya, bertambah besar)
*            Apa hasilnya? (udara mengalir ke dalam paru-paru ketika menarik napas)
*            Apa yang terjadi ketika tulang rusukmu bergerak ke bawah dan ke dalam? (Ukuran dada bertambah kecil dan udara mengalir keluar dari paru-paru ketika menghembuskan napas).
Tindakan pernapasan disebabkan oleh otot-otot antara tulang rusuk sendiri. Satu rangkaian menarik tulang rusuk ke atas dan ke luar sementara rangkaian lainnya menariknya ke bawah dan ke dalam lagi.
Baik pernapasan tulang rusuk dan diafragma digunakan dalam pernapasan normal oleh sebagian besar orang, meskipun salah satu pernapasan mungkin digunakan lebih sering daripada pernapasan yang satunya. Ketika seseorang berbaring santai atau tidur, kebanyakan dari pernapasan yang mereka lakukan adalah pernapasan diafragma dan otot perut tetapi ketika sedang terlibat dalam aktivitas olahraga berat pernapasan yang dilakukan baiasanya akan lebih cepat dan dalam (udara yang diambil lebih banyak pada setiap pernapasan) sehingga pernapasan dengan tulang rusuk akan digunakan lebih sering.

3.  Pernapasan dan suhu tubuh
Pernapasan adalah proses dimana energi ditransferkan pada makhluk hidup. Pernapasan adalah proses kimia, tetapi tidak seperti pembakaran karena dilakukan dengan sangat terkontrol dan berada pada suhu rendah, biasanya di bawah 40° C. Penemuan bukti untuk respirasi pada tingkar dasar yang melibatkan pengukuran suhu tubuh kita. Jika suatu benda berada pada suhu yang lebih tinggi dari sekitarnya, misalnya secangkir kopi panas, secangkir kopi akan dingin, untuk mentransfer energi apapun yang ada di sekitar pada suhu yang sama seperti sekitarnya. Jika suatu benda secara konsisten mempertahankan suhunya yang lebih tinggi dari lingkungannya, benda tersebut harus memiliki semacam proses pemanasan internal. Dalam tubuh kita proses ini adalah proses pernapasan dan bukti yang paling mudah diamati adalah suhu tubuh kita.
          Suhu tubuh dan suhu yang signifikan
       Alat dan bahan : Berbagai jenis thermometer untuk mengukur suhu kamar, thermometer digital untuk mengukur suhu tubuh letakkan di tengah tekukan lengan.
·           Jika sebelumnya kelas anda tidak memiliki thermometer untuk mengukur suhu ruangan, tetapkan satu thermometer di tempat yang aman, jauh dari sinar matahari langsung atau ruang pemanas. Biarkan selama 20 menit, kemudian catat suhu kamar tersebut.
·           Pastikan bahwa setiap siswa yang diukur suhunya tidak dalam kondisi makan, minum, olahraga atau berada diluar dengan suhu yang panas selama lebih dari 30 menit
·           Letakkan probe thermometer di ketiak, tutup lengan atas dan tunggu kira-kira 2 menit. Baca suhu yang terukur pada thermometer lalu cek kembali dengan memeriksa kembali.
·           Bandingkan hasil yang diperoleh dari orang yang berbeda dengan menggunakan thermometer yang sama. Apa setiap orang memiliki suhu yang sama? (biasanya, tidak tapi rentang variasinya sedikit secara normal)
·           Apa perbedaan antara suhu tubuh manusia dan suhu ruangan? (Suhu tubuh lebih tinggi, kecuali jika ruangan memang sangat panas)
·           Apa yang anda harapkan terjadi pada benda yang panas jika diletakkan pada sebuah ruangan yang dingin? (Benda tersebut akan dingin sesuai dengan suhu ruangan)
·     Mengapa tubuh kita tidak dingin atau menyesuaikan suhu ruangan? (karena tubuh kita menjaga kita untuk tetap hangat, karena tubuh kita memiliki proses pemanasan internal).

Pemanasan internal tubuh yang menunjukkan bahwa energi sedang ditransfer dimana proses ini dilakukan adalah respirasi. Mempertahankan suhu inti tubuh sangatlah penting: jika suhu tubuh bervarias dengan berbeda beberapa derajat, misalnya demam (suhu tinggi) atau hipotermia (suhu rendah), hal ini dapat mengancam keselamatan jiwa. Selama olahraga, pemanasan yang berlebihan pada tubuh perlu dihindari dengan pendinginan.
 






 
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A.       Organ Pernapasan pada Manusia Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang menghubungkan udara ke dan dari par...